Permendag Nomor 117/M-DAG/PER/12/2015 tentang Ketentuan Impor Gula, Pasal 3 yang menyatakan bahwa jumlah gula yang diimpor harus sesuai dengan kebutuhan gula dalam negeri yang ditentukan dan disepakati dalam rapat koordinasi antar kementerian.
Pengambilan keputusan rakor terkait penetapan jumlah alokasi impor menggunakan pertimbangan data-data yang disusun oleh kementerian/instansi terkait, diantaranya berupa data jumlah kebutuhan dan data jumlah ketersediaan atau produksi dalam negeri. Selisih antara jumlah kebutuhan dan jumlah produksi dalam negeri tersebut akan menjadi pertimbangan jumlah kebutuhan impor.
Data jumlah kebutuhan dan jumlah produksi dalam negeri yaitu:
- Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis yang disusun oleh Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.
- Neraca Bahan Makanan Indonesia (NBM) oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian bekerja sama dengan BPS
- Data Prognosa Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan Strategis yang disusun oleh Kementerian Koordinator Perekonomian
- Perkiraan Neraca Gula Kristal Putih yang diperoleh dari Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian
- Proyeksi Neraca Garam yang disusun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
- Kebutuhan dan Pasokan Garam industri yang disusun oleh Direktorat Industri kimia Hulu, Ditjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian
Pembandingan dengan menggunakan pendekatan angka terendah (konservatif) atas data jumlah kebutuhan dan jumlah produksi dalam negeri yang disusun oleh kementerian/ instansi terkait dengan data jumlah alokasi impor yang ditetapkan dalam Persetujuan Impor (PI).
Diketahui bahwa jumlah alokasi impor yang ditetapkan dalam penerbitan PI tidak mempertimbangkan jumlah data kebutuhan sebagaimana tabel berikut.
Diketahui bahwa jumlah alokasi impor yang ditetapkan dalam penerbitan PI tidak mempertimbangkan jumlah data kebutuhan sebagaimana tabel berikut.
No
|
Uraian
|
Tahun
| ||
2015
|
2016
|
Sem I 2017
| ||
A
|
Komoditas GKP
| |||
1
|
Kebutuhan
|
2.817.700
|
3.050.100
|
3.260.500
|
2
|
Produksi Nasional
|
2.792.100
|
2.572.900
|
2.550.000
|
3
|
Selisih (2-1)
|
-25.600
|
-477.200
|
-710.500
|
4
|
Alokasi impor berdasarkan Persetujuan Impor
|
105.000
|
1.363.659
|
1.011.625
|
B
|
Komoditas Beras
| |||
1
|
Kebutuhan
|
45.223.000
|
46.142.000
| |
2
|
Produksi Nasional
|
44.104.000
|
46.188.000
| |
3
|
Selisih (2-1)
|
-1.119.000
|
46.000
|
N/A
|
4
|
Alokasi impor berdasarkan Persetujuan Impor
|
1.500.050
|
1.000.200
| |
C
|
Komoditas Sapi dan Daging Sapi
| |||
1
|
Kebutuhan
|
454.720
|
662.285
|
605.000
|
2
|
Produksi Nasional
|
409.058
|
441.761
|
474.800
|
3
|
Selisih (2-1)
|
-45.662
|
-220.524
|
-130.200
|
4
|
Alokasi impor berdasarkan Persetujuan Impor:
| |||
Alokasi Impor Sapi (ton)
|
83.195
|
83.771
|
70.648
| |
Alokasi Impor Daging Sapi (ton)
|
61.668
|
455.768
|
217.586
| |
Jumlah
|
144.863
|
539.539
|
288.234
|
Kondisi tersebut mengakibatkan jumlah alokasi impor dalam penerbitan PI gula, beras, sapi dan daging sapi sebanyak 5.953.170 ton tidak sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya, dengan rincian berikut:
penerbitan PI
|
Tahun 2015
|
Tahun 2016
|
Sem I Tahun 2017
|
Jumlah
|
GKP
|
105.000
|
1.363.659
|
1.011.625
|
2.480.284
|
Beras Konsumi
|
1.500.050
|
1.000.200
|
2.500.250
| |
Sapi dan Daging Sapi
|
144.863
|
539.539
|
288.234
|
972.636
|
Jumah
|
1.749.913
|
2.903.398
|
1.299.859
|
5.953.170
|
Kondisi tersebut terjadi karena Kemendag tidak memiliki sistem informasi yang terintegrasi, yang menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan kebutuhan impor, termasuk hubungannya dengan stabilisasi harga. Seharusnya Dirjen Perdagangan Luar Negeri mengembangkan Portal Inatrade yang dapat menyajikan data jumlah kebutuhan dan data jumlah produksi gula kristal putih, beras konsumsi, sapi, dan daging sapi berdasarkan data yang disusun oleh kementerian/instansi terkait.
Saat ini Kemendag telah memiliki sistem informasi berupa Portal Inatrade yang digunakan sebagai sarana pengajuan permohonan persetujuan impor secara online, untuk memproses pengajuan permohonan persetujuan impor terkait dengan verifikasi dan validasi persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan impor masing-masing komoditas
Kemendag memiliki sistem informasi berupa Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP). Namun, SP2KP belum dimanfaatkan secara optimal khususnya untuk menetapkan jumlah alokasi impor bapokting dalam rangka menjaga ketersediaan dan stabilitas harga apabila terjadi kenaikan harga yang signifikan.
Dear : Custumer Import & Domestics
ReplyDeleteKami dari PT. TWIN Logistics mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.
Services Kami,
Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.
Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan lancar.
Jika ada yang inggin dipertayakan, silahkan hubunggi kami di Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : andijm.logistics@gmail.com
Best Regards,
Mr. Andi JM
Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
PT. TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
Email : andijm.logistics@gmail.com, cs@twinlogistics.co.id
Web : www.twinlogistics.co.id