Kinerja losses/susut SPBU COCO selama tahun 2016 dan Semester I 2017 adalah sebagai berikut:
Target losses/ susut BBM/K tahun 2016 dan Semester I 2017 adalah sebesar 0,25%. Namun, realisasi /osses/susut yang terjadi pada tahun 2016 dan Semester Itahun 2017 rata-rata sebesar 0,28%. Dengan demikian, penanganan losses/susuX SPBU belum dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Adapunjumlah losses!susut untuk semua produk BBM/K (premium, bio solar, solar non subsidi, pertamax, pertamax plus, pertamax turbo, Dex, Dexlite, Vigas, Pertamax racing, pertalite, solar di SPBU T dan SPBB) untuk tahun 2016 dan Semester 1 2017 adalah sebanyak 4.480.516,00 liter dan 2.272.903,18 liter.
Hasil revisi dan analisis atas upaya pencapaian susut BBM sebesar 0,25% yang dilakukan oleh PT Pertamina Retail melalui beberapa program diketahui sebagai berikut:
1) Monitoring intensifatas titik rawan penyusutan tanpa mengurangi takaran ke pelanggan.
SPBU COCO sebagai unit bisnis PT Pertamina Retail telah melakukan upaya dan pengawasan untuk mengurangi losses. Namun, terkadang ada kendala operasional di lapangan,antara lain manhole yang tidak standar di beberapa SPBU, sehingga setiap pembongkaran BBM/K masih ada minyak yang keluar.
Selain itu, ada juga kebijakan baru yang dibuat oleh Pertamina, yaitu pemberlakuan New Gentry System (NGS) di depot/TBBM. Melalui sistem ini diharapkan pengisian BBM didepot/TBBM lebih cepat dan akurat. Namun, saat ini belum seluruh depot/TBMM menerapkan sistem ini, contohnya TBBM Tasikmalaya.
Hasil diskusi dengan manajemen PT Pertamina Retail, diharapkan agar dapat diterapkan teknologi "Closed System" guna mengurangi transport loss.
2) Melakukan kontrak maintenance untuk peralatan SPBU, serta pemberian target atas kinerja SPBU juga menjadi titik penting dalam usaha penekanan tingkat susut.
Kondisiyang ada saat ini, PT Pertamina Retail melalui fungsi Teknik telah membuat dan mengevalusi kontrak payung untuk pemeliharaan atau perbaikan dispenser dan AC, sedangkan untuk peralatan operasional lainnya dilakukan melalui mekanisme pengadaan reguler.
Terkait pemberian target pengendalian losses pada SPBU, PT Pertamina Retail telah membuat KPI bagi para Bussiness Unit Head (BUH). Salah satu indikator kinerja utama yang diatur dalam KPI tersebut adalah persentase susut BBM/K.
Namun demikian, target realisasi losses tersebut masih belum dapat dicapai oleh seluruh SPBU. Setiap bulan, management PT Pertamina Retail melakukan reviu kinerja losses dan mengumumkan lima SPBU COCO yang pencapaian losses nya terbesar.
3) Melakukan kalibrasi ulang dan tank cleaning tanki pendam atas SPBU yang usianya sudah lebih dari 5 tahun.
Berdasarkanjadwal pelaksanaan kalibrasi dan tank cleaning selama tahun 2016 dan Semester 1 tahun 2017 diketahui bahwa selama tahun 2016 s.d Semester I 2017, proses kalibrasi dan tank cleaning dilakukan secara bertahap sesuai dengan masa berlaku kalibrasi masing-masing tangki pendam.
4) Melakukan penggantian atau rekondisi bagi dispenser yang berusia > 10 tahun.
Berdasarkan penjelasan dari fungsi BFG, pada periode tahun 2016 dan Semester Itahun 2017, tidak ada pelaksanaan rekondisi dispenser di SPBU COCO.
5) Perbaikan dan penggantian manhole tangki pendam, fillpot, PV Valve, pipping , tank sump dan pump sump yang mengalami kebocoran atau kerusakan.
Selama tahun 2016, PT Pertamina Retail melalui fungsi Teknik juga membuat program kerja guna meningkatkan kehandalan sarfas SPBU. PT Pertamina Retail telah melakukan perbaikan atas kerusakan peralatan operasional yang terjadi di SPBU, antara lain kebocoran jalur pipa, kebocoran dragelbow & coupler,sistem ATG yang tidak akurat, dan lainlain.
Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui bahwa realisasi biaya yang dikeluarkan oleh fungsi teknik dibedakan menjadi dua, yaitu biaya investasi yang digunakan untuk pengadaan sarfas dan biaya maintenance! pemeliharaan yang sifatnya digunakan untuk perbaikan/penggantian sarfas. Total biaya investasi dan pemeliharaan sarfas yang dikeluarkan oleh fungsi Teknik selama tahun 2016 dan Semester 1 tahun 2017 adalah sebesar Rp38.868.657.953,00 dan Rpl1.873.971.200,00,
6) Memastikan pekerja SPBU secara konsisten menerapkan SOP.
Berdasarkan hasil cek fisik secara sampling ke beberapa SPBU di Jawa Tengah dan Jawa Timur diketahui bahwa Bussiness Unit HeadSPBU telah berupaya untuk memastikan bahwa para pekerja secara konsisten menerapkan SOP. Cara yang dilakukan adalah melalui briefing yang dipimpin oleh BUH/kepala shift terkait SOP pelayanan dan program SPBU setiap pergantian shift jam kerja operasional. Permasalahan tersebut tidak sesuai dengan Model Praktik Manajemenyang Lebih Baik (Better Management Practices) pada Sub-sub {Criteria 2.2.2, yakni Realisasi penjualan BBM/K sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan.
Permasalahan tersebut mengakibatkan:
a. Program insiatif strategis PT Pertamina Retail tahun 2016 dan 2017 belum mampu mendorong pencapaian target laba tahun 2016 dan 2017; dan
b. PT Pertamina Retail menanggung beban dari losses di atas toleransi.
Permasalahan tersebut disebabkan :
a. VP Fungsi Bussiness Fuel & Gas (BFG) PT Pertamina Retail belum optimal dalam menjalankan program inisiatif yang telah ditetapkan; dan
b. Bussiness Head Unit (BUH) SPBU COCO sebagai unit bisnis belum optimal dalam meningkatkan kinerjanya, terutama terkait peningkatan penjualan dan pengendalian losses.
No comments:
Post a Comment